Selasa, 22 Maret 2016

Insiden Natuna Jadi "Warning" agar Pemerintah Lebih Serius Perkuat TNI


Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pusjiastuti saat menggelar konferensi pers terkait penangkapan KM Kway Fey 10078 oleh KP Hiu 11, di Perairan Natuna, Jakarta, Minggu (20/3/2016). Barang bukti berupa kapal pencuri ikan tersebut, gagal diamankan lantaran ditarik oleh kapal coastguard China, pada Sabtu dini hari.

JAKARTA,  Anggota Komisi I DPR Sukamta mengatakan, pemerintah harus menjadikan insiden di Perairan Natuna sebagai sebuah pengingat.

Dalam insiden itu, kapal Kementerian Kelautan dan Perikanan, KP Hiu 11, ingin membawa kapal motor asal China, KM Kway Fey, yang mencuri ikan di wilayah perbatasan yang dekat dengan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

Kapal coast guard milik China secara tiba-tiba mendekat dan menabrak KM Kway Fey. Diduga, hal itu dilakukan agar kapal tersebut tak dapat dibawa ke Indonesia.

Sukamta menilai, peristiwa itu menunjukkan bahwa Pemerintah China tidak sungguh-sungguh dalam membangun hubungan yang baik dengan Indonesia.

"Itu wake up call. Seruan untuk bangun dari mimpi, bahwa Tiongkok (China) tidak serius ngajak berteman dengan Indonesia," kata Sukamta, melalui pesan singkat, Selasa (22/3/2016).

Politisi PKS itu mendukung segala langkah diplomatik yang dilakukan Pemerintah Indonesia.

Ia menegaskan, bahwa pemerintah harus protes atas insiden itu.

"Indonesia juga bisa menggalang negara-negars ASEAN untuk kompak dalam menghadapi perilaku Tiongkok yang agresif," ujarnya.

Ia menambahkan, insiden tersebut seharusnya juga menjadi peringatan bahwa pemerintah perlu memperkuat alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI.

"Apapun situasinya, Indonesia perlu lebih serius membangun angkatan bersenjatanya sehingga negara lain tidak berani lagi bermain-main dengan kedaulatan RI," ujar Sukamta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar